Evolusi Desain Rumah di Indonesia: Dari Era 90-an hingga 2025

Evolusi Rumah di Indonesia: Dari 90an ke Smart Home Minimalis

zain
By
zain
zain afton adalah seorang arsitek berpengalaman yang memfokuskan diri pada desain rumah berkelanjutan dan smart home. Dengan lebih dari 12 tahun pengalaman, zain menggabungkan estetika dengan...
6 Min Read
Evolusi Desain Rumah di Indonesia: Dari Era 90-an hingga 2025 (Ilustrasi)

proestate.id – Desain rumah di Indonesia tidak hanya merefleksikan estetika semata, tetapi juga mencerminkan kondisi sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat dari waktu ke waktu.

Dari era 90-an hingga 2025, perubahan gaya arsitektur rumah tangga mencerminkan perjalanan panjang dalam hal gaya hidup, teknologi, dan bahkan politik.

Artikel ini menyajikan analisis mendalam mengenai evolusi desain rumah di Indonesia selama lebih dari tiga dekade, dari era pasca-Orde Baru hingga dominasi gaya hidup digital dan berkelanjutan.

Era 90-an: Transisi Post-Orde Baru dan Pengaruh Global

https://pin.it/5nyELcyrk

Gaya Arsitektur Dominan

Di era 90-an, rumah-rumah Indonesia masih banyak dipengaruhi oleh arsitektur Orde Baru. Gaya Jengki yang berkembang di tahun 50-an hingga 70-an masih terasa jejaknya di beberapa elemen desain. Gaya rumah di masa ini cenderung memiliki:

  • Atap pelana atau limasan tinggi
  • Teras luas dan terbuka sebagai ruang semi-publik
  • Fasad simetris dengan ornamen dekoratif klasik
  • Penggunaan kolom bergaya Romawi atau Yunani sebagai simbol kemewahan

Gaya ini merefleksikan perpaduan antara aspirasi kelas menengah yang ingin tampil modern namun masih memegang kuat unsur tradisional.

Tipe Hunian Populer

  • Rumah tipe 21, 36, dan 45 di kompleks BTN
  • Rumah tapak dengan halaman luas di pinggiran kota
  • Rumah deret di pusat kota
  • Munculnya apartemen sebagai konsep baru hunian vertikal

Konteks Sosial & Budaya

Periode ini ditandai oleh:

  • Pertumbuhan ekonomi pasca-Orde Baru
  • Urbanisasi cepat
  • Meningkatnya konsumsi media seperti televisi yang memperkenalkan gaya hidup luar negeri

Menurut Ikigai Arsitama (2023)[3], ini adalah masa di mana masyarakat Indonesia mulai mencari gaya hidup modern, namun belum sepenuhnya melepaskan tradisi lokal.

Era 2000-an: Dominasi Minimalisme dan Fungsionalitas

https://pin.it/10FdK4ell

Filosofi Desain Baru

Memasuki awal milenium baru, gaya minimalis mulai mendominasi, ditandai dengan:

  • Garis geometris dan tampilan bersih
  • Warna netral seperti putih dan abu-abu
  • Hilangnya ornamen berlebihan
  • Penggunaan material hemat biaya namun modern seperti GRC dan baja ringan

Pandangan hidup “less is more” menjadi panduan utama, seiring masyarakat menghadapi era pasca-krisis ekonomi 1998.

Perubahan Tipe Hunian

  • Rumah cluster dengan sistem keamanan
  • Townhouse untuk kalangan urban
  • Apartemen sebagai lifestyle
  • Rumah toko (ruko) untuk kombinasi fungsi tinggal dan usaha

Respons terhadap Urbanisasi

  • Desain yang lebih vertikal karena keterbatasan lahan
  • Penerapan konsep open-plan mulai diperkenalkan
  • Penggunaan teknologi dalam desain seperti AutoCAD dan SketchUp menjadi standar

Mengutip Proestate.id, era ini menandai peralihan dari rumah sebagai simbol status menjadi rumah sebagai ruang fungsional.

Era 2020-an: Instagrammable, Personalisasi, dan Keberlanjutan

https://pin.it/116zcw12v

Arsitektur yang Terpengaruh Media Sosial

Media sosial, khususnya Instagram dan Pinterest, mulai mempengaruhi cara orang mendesain rumah:

  • Fokus pada pencahayaan alami
  • Spot “instagrammable” seperti sudut baca, dapur aesthetic, hingga rooftop garden
  • Sentuhan personal melalui pemilihan warna, furnitur custom, dan dekorasi DIY

Tren ini mengarah pada munculnya rumah-rumah yang tidak seragam, lebih ekspresif, dan mewakili identitas penghuninya.

Gaya Arsitektur Populer

  • Scandinavian dan Japandi: dominan putih, kayu terang, dan garis simpel
  • Industrial: dinding ekspos, beton kasar, dan elemen logam
  • Tropical Urban: penggabungan elemen lokal dengan kenyamanan modern

Transformasi Konsep Hunian

  • Rumah sebagai tempat tinggal + kantor (akibat WFH)
  • Ruang multifungsi (meja makan jadi workspace, ruang keluarga jadi home theater)
  • Kembali ke alam (biophilic design): taman indoor, penggunaan tanaman dalam ruangan

Situs Conbloc memprediksi tren menuju material alami seperti batu alam, kayu solid, dan warna netral hangat akan terus berkembang hingga 2025.

Evolusi Material dan Teknologi

  • Flexitile dan material alternatif untuk efisiensi biaya
  • Panel surya, teknologi smart home, dan ventilasi otomatis.
  • AI dalam desain rumah melalui platform seperti Midjourney dan AI ArchiTool

Kecenderungan Desain Masa Depan

  • Rumah tumbuh: bisa dikembangkan sesuai kebutuhan dan kemampuan finansial
  • Rumah modular dan prefab
  • Pemanfaatan lahan sempit dengan desain vertikal

Menurut Bappenas dan data Simantu PUPR, kebutuhan akan rumah yang terjangkau dan efisien menjadi urgensi nasional hingga 2030. Desain rumah akan memainkan peran penting dalam hal ini.

Keberlanjutan dan Adaptasi Iklim

  • Desain berorientasi iklim tropis: ventilasi silang, atap overhang, dan bahan isolasi panas
  • Pengumpulan air hujan dan daur ulang air limbah
  • Green wall dan rooftop garden

Kesimpulan: Evolusi dengan Akar Tradisi

Desain rumah di Indonesia telah berkembang secara signifikan dari era 90-an yang mengedepankan simbolisme status, menuju era 2020-an dan 2025 yang menekankan fungsionalitas, keberlanjutan, dan personalisasi. Setiap era mencerminkan dinamika sosial dan tantangan zamannya.

Namun demikian, akar budaya lokal tetap menjadi benang merah yang menghubungkan seluruh evolusi tersebut.

Dari penggunaan bentuk atap tradisional, konsep teras sebagai ruang transisi, hingga penerapan prinsip gotong royong dalam membangun rumah, arsitektur rumah Indonesia tetap merefleksikan identitas bangsa.

Masa depan desain rumah Indonesia tidak hanya akan ditentukan oleh teknologi dan estetika global, tetapi juga oleh kemampuannya menyerap nilai-nilai lokal dan menjawab tantangan lingkungan serta sosial yang terus berkembang.

Share This Article