ProEstate.id – Baru-baru ini, media sosial Indonesia digemparkan oleh tindakan penistaan agama yang dilakukan oleh kelompok yang menyebut diri mereka Geng 4twenty.
Insiden pembakaran Al-Quran yang disebarluaskan melalui platform digital telah memicu kemarahan dan kecaman luas dari masyarakat.
Geng 4twenty, yang terkenal dengan aktivitas mereka yang sering menghina agama Islam, sekali lagi mencuri perhatian publik dengan aksi kontroversial mereka.
Penistaan Agama di Dunia Maya
Geng 4twenty menggunakan media sosial sebagai sarana utama untuk menyebarkan tindakan mereka.
Mereka aktif di berbagai platform, termasuk Telegram, di mana mereka membuat grup khusus untuk berbagi konten yang bersifat penistaan agama.
Salah satu akun di X (sebelumnya Twitter) bernama @nekocat162 menjadi viral setelah membagikan pesan-pesan dari grup Telegram tersebut, menunjukkan penghinaan yang mereka lakukan terhadap Tuhan dan kitab suci umat Islam.
Tidak hanya berhenti di situ, geng ini juga sering memposting foto-foto tanpa busana dan konten tidak senonoh lainnya, merusak moralitas dan menimbulkan keresahan di masyarakat.
Anggota Geng 4twenty diduga sebagian besar adalah anak-anak di bawah umur, yang menunjukkan perilaku menyimpang dan meresahkan.
Dampak pada Keluarga dan Masyarakat
Perilaku anggota Geng 4twenty tidak hanya merusak diri mereka sendiri, tetapi juga berdampak serius pada keluarga dan masyarakat sekitar.
Salah satu kasus yang mencuat adalah seorang remaja yang mengalami perubahan sikap drastis setelah bergabung dengan geng tersebut.
Orang tua dari remaja ini mengalami stres berat, bahkan ibu remaja tersebut beberapa kali harus dirawat di rumah sakit akibat tekanan yang ditimbulkan oleh perilaku anaknya.
Sebuah tangkapan layar dari percakapan di akun @nekocat162 menunjukkan betapa tertekannya keluarga ini, berjuang menghadapi situasi yang sangat menekan.
Keresahan ini bukan hanya dirasakan oleh keluarga korban, tetapi juga oleh masyarakat luas yang mengecam tindakan geng ini.