Jangan Sampek Salah Sebut Ini Perbedaan Bitcoin dan Cryptocurrency Lainnya

thofu
By thofu
5 Min Read
Jangan Sampek Salah Sebut Ini Perbedaan Bitcoin dan Cryptocurrency Lainnya (Ilustrasi)

ProEstate.id- Cryptocurrency, atau mata uang kripto, adalah istilah umum yang mencakup semua bentuk uang digital yang menggunakan teknologi kriptografi untuk keamanan. Bitcoin adalah salah satu dari sekian banyak cryptocurrency yang ada saat ini, tetapi sering kali menjadi fokus utama karena merupakan cryptocurrency pertama yang diperkenalkan dan masih merupakan yang paling populer. Meskipun Bitcoin dan cryptocurrency lainnya memiliki beberapa kesamaan, ada beberapa perbedaan penting di antara mereka.

Asal Usul dan Sejarah

Bitcoin diperkenalkan pada tahun 2009 oleh seorang individu atau kelompok yang menggunakan nama samaran Satoshi Nakamoto. Ini adalah mata uang kripto pertama yang berhasil memecahkan masalah “double spending”, di mana satu unit mata uang digital dapat dibelanjakan dua kali. Keberhasilan Bitcoin dalam hal ini membuka jalan bagi pengembangan cryptocurrency lainnya.

Di sisi lain, setelah kesuksesan Bitcoin, muncul berbagai macam cryptocurrency lainnya, yang sering disebut sebagai altcoin (alternatif dari Bitcoin). Altcoin pertama yang mendapatkan popularitas adalah Litecoin, yang diluncurkan pada tahun 2011 oleh Charlie Lee. Sejak itu, ribuan altcoin telah dibuat, masing-masing dengan fitur dan tujuan yang berbeda.

Teknologi dan Protokol

Bitcoin menggunakan teknologi blockchain, yang merupakan buku besar digital yang terdesentralisasi dan dioperasikan oleh jaringan komputer yang disebut node. Transaksi Bitcoin diverifikasi oleh penambang (miners) yang menggunakan kekuatan komputasi untuk memecahkan teka-teki matematika yang kompleks, sebuah proses yang dikenal sebagai proof-of-work (PoW).

Cryptocurrency lainnya sering kali menggunakan berbagai teknologi dan protokol yang berbeda. Sebagai contoh, Ethereum, cryptocurrency terbesar kedua berdasarkan kapitalisasi pasar, menggunakan teknologi blockchain yang serupa, tetapi dengan kemampuan tambahan untuk menjalankan smart contract. Selain itu, Ethereum sedang dalam proses beralih dari model proof-of-work ke model proof-of-stake (PoS), yang dianggap lebih efisien secara energi.

Tujuan dan Fungsi

Tujuan utama Bitcoin adalah menjadi alternatif desentralisasi untuk sistem keuangan tradisional, berfungsi sebagai penyimpan nilai dan alat tukar. Bitcoin sering disebut sebagai “emas digital” karena pasokannya yang terbatas (hanya 21 juta Bitcoin yang akan pernah ada) dan fungsinya sebagai lindung nilai terhadap inflasi.

Di sisi lain, banyak cryptocurrency lainnya memiliki tujuan yang lebih spesifik atau berbeda. Sebagai contoh, Ethereum dirancang untuk mendukung aplikasi terdesentralisasi (dApps) dan smart contracts, yang memungkinkan berbagai aplikasi baru seperti keuangan terdesentralisasi (DeFi), token non-fungible (NFT), dan banyak lagi. Ada juga cryptocurrency seperti Ripple (XRP) yang dirancang untuk memfasilitasi transaksi lintas batas yang cepat dan murah untuk lembaga keuangan.

Kapitalisasi Pasar dan Penerimaan

Bitcoin memiliki kapitalisasi pasar terbesar di antara semua cryptocurrency dan paling dikenal oleh masyarakat umum. Ini membuat Bitcoin lebih diterima secara luas sebagai bentuk pembayaran oleh bisnis dan individu. Banyak perusahaan besar dan institusi keuangan sekarang menerima Bitcoin atau berinvestasi dalam Bitcoin sebagai bagian dari portofolio mereka.

Cryptocurrency lainnya sering kali memiliki kapitalisasi pasar yang lebih kecil dan kurang dikenal oleh masyarakat umum. Namun, beberapa altcoin juga telah mendapatkan penerimaan yang signifikan dan digunakan dalam berbagai aplikasi. Misalnya, stablecoin seperti Tether (USDT) dan USD Coin (USDC) digunakan secara luas dalam perdagangan cryptocurrency karena stabilitas harganya yang dipatok pada dolar AS.

Volatilitas dan Risiko

Semua cryptocurrency, termasuk Bitcoin, dikenal dengan volatilitas harga mereka yang tinggi. Namun, sebagai cryptocurrency pertama dan terbesar, harga Bitcoin cenderung lebih stabil dibandingkan banyak altcoin. Ini karena likuiditasnya yang lebih tinggi dan penerimaan yang lebih luas.

Altcoin cenderung lebih volatil dan berisiko karena berbagai alasan, termasuk likuiditas yang lebih rendah, penerimaan yang lebih sedikit, dan teknologi atau model bisnis yang belum terbukti. Investor yang berinvestasi dalam altcoin sering kali mencari keuntungan yang lebih besar, tetapi juga menghadapi risiko yang lebih tinggi.

Kesimpulan

Meskipun Bitcoin dan cryptocurrency lainnya memiliki banyak kesamaan, mereka juga memiliki banyak perbedaan yang penting untuk dipahami. Bitcoin adalah yang pertama dan terbesar, dengan fokus pada menjadi penyimpan nilai dan alat tukar yang desentralisasi. Cryptocurrency lainnya, atau altcoin, memiliki berbagai tujuan dan fungsi yang berbeda, menggunakan berbagai teknologi dan protokol, dan menawarkan peluang serta risiko yang berbeda bagi investor. Dalam dunia cryptocurrency yang terus berkembang, memahami perbedaan ini adalah kunci untuk membuat keputusan investasi yang cerdas dan terinformasi.

Share This Article
Saya adalah seseorang yang percaya bahwa edukasi adalah kunci membuka pintu masa depan tapi bukan sekadar menghafal fakta atau mengejar nilai. Bagiku, belajar adalah proses menemukan potensi diri, memecahkan masalah nyata, dan menciptakan dampak positif bagi dunia. Dengan pendekatan kritis dan inovatif, saya berusaha menyajikan konten edukasi yang tidak hanya informatif, tapi juga relevan dan menginspirasi. Dari metode pembelajaran modern hingga tips pengembangan diri, saya selalu mencari cara untuk membuat proses belajar lebih menarik, inklusif, dan bermakna. "Edukasi bukan tentang seberapa banyak yang kamu tahu, tapi seberapa besar dampaknya bagi hidupmu."