ProEstate.id – Kakatua kecil jambul kuning atau dikenal dengan nama ilmiah Cacatua sulphurea, adalah burung yang sangat menawan.
Burung ini bukan hanya terkenal karena penampilannya yang menggemaskan dengan jambul kuning mencolok, tetapi juga karena kepercayaannya yang membawa keberuntungan.
Di Pulau Masakambing, burung ini dikenal sebagai beka’.
Kehadiran beka’ di Pulau Masakambing sering kali dihubungkan dengan keberuntungan dan kemakmuran.
Banyak penduduk setempat percaya bahwa memelihara beka’ di rumah mereka dapat membawa rezeki yang melimpah.
Burung ini dianggap sebagai simbol kemakmuran, sebuah pertanda baik bahwa sesuatu yang positif akan datang dalam hidup mereka.
Mendapatkan Hoki
Beka’ dianggap sebagai pembawa hoki atau keberuntungan di Pulau Masakambing.
Menurut kepercayaan setempat, ada beberapa cara bagaimana burung ini dapat membawa keberuntungan:
- Memelihara Beka’: Memelihara burung beka’ di rumah diyakini dapat membawa keberuntungan bagi pemiliknya. Burung ini dianggap sebagai penjaga rumah yang mampu mengusir energi negatif dan menarik energi positif.
- Melihat Beka’: Bertemu atau melihat burung beka’ di alam liar juga dianggap sebagai pertanda baik. Banyak orang percaya bahwa melihat beka’ terbang bebas adalah tanda bahwa keberuntungan sedang mendekat.
- Mendengarkan Suaranya: Suara kicauan beka’ dipercaya bisa mengusir roh jahat dan mendatangkan keberuntungan. Oleh karena itu, banyak yang menganggap suara burung ini sebagai musik yang membawa hoki.
Menjadi Spirit
Selain membawa keberuntungan, beka’ juga dianggap sebagai spirit atau roh pelindung di Pulau Masakambing.
Banyak yang percaya bahwa burung ini memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan dunia spiritual dan melindungi penduduk dari bahaya.
Simbol Kehidupan dan Harapan
Beka’ menjadi simbol kehidupan dan harapan bagi penduduk Pulau Masakambing.
Mereka percaya bahwa burung ini membawa pesan dari alam dan roh nenek moyang mereka.
Oleh karena itu, burung ini sangat dihormati dan dilindungi.
Pelestarian Beka’ di Pulau Masakambing
Meskipun burung beka’ membawa banyak kepercayaan positif, populasinya saat ini terancam punah.
Hal ini disebabkan oleh perburuan liar dan hilangnya habitat alami mereka.
Oleh karena itu, penduduk Pulau Masakambing dan pemerintah setempat bekerja sama untuk melestarikan burung ini.
Konservasi dan Pendidikan
Program konservasi dan pendidikan sangat penting untuk melindungi burung beka’.
Penduduk setempat didorong untuk tidak memburu burung ini dan menjaga habitat alaminya.
Selain itu, edukasi tentang pentingnya pelestarian beka’ juga diberikan kepada generasi muda agar mereka memahami nilai dari burung ini.
Rehabilitasi dan Pembiakan
Selain itu, ada juga upaya rehabilitasi dan pembiakan burung beka’.
Burung-burung yang terluka atau terancam punah dibawa ke pusat rehabilitasi untuk dirawat dan dilepaskan kembali ke alam liar setelah sembuh.
Pembiakan juga dilakukan untuk meningkatkan populasi burung ini di alam.
Pesona Beka’ di Mata Wisatawan
Tidak hanya penduduk setempat yang terpesona oleh keindahan dan keberuntungan yang dibawa oleh burung beka’, tetapi juga wisatawan yang berkunjung ke Pulau Masakambing.
Burung ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang ingin melihat langsung keindahan dan keunikannya.
Ekowisata
Pulau Masakambing telah mengembangkan ekowisata yang berfokus pada pelestarian beka’.
Wisatawan dapat mengikuti tur untuk melihat burung beka’ di habitat aslinya, belajar tentang upaya konservasi, dan bahkan berpartisipasi dalam kegiatan pelestarian.
Ekowisata ini tidak hanya memberikan pengalaman unik bagi wisatawan, tetapi juga membantu mendanai program konservasi.
Fotografi Alam
Bagi pecinta fotografi alam, burung beka’ adalah objek yang sangat menarik.
Keindahan jambul kuningnya dan perilaku uniknya membuat burung ini menjadi subjek foto yang luar biasa.
Banyak fotografer yang datang ke Pulau Masakambing untuk mengabadikan momen-momen berharga bersama burung beka’.
Kakak tua kecil jambul kuning atau beka’ bukan hanya sekadar burung di Pulau Masakambing.
Burung ini memiliki makna yang mendalam dan dianggap sebagai pembawa keberuntungan dan pelindung oleh penduduk setempat.
Melalui upaya konservasi, pelestarian budaya, dan ekowisata, burung beka’ terus dihormati dan dilindungi.
Bagi siapa pun yang ingin merasakan sedikit keberuntungan dan melihat keindahan alam, berkunjung ke Pulau Masakambing untuk bertemu dengan burung beka’ bisa menjadi pengalaman yang tak terlupakan.