ProEstate.id – Di zaman sekarang, siapa sih yang masih percaya sama janji-janji manis?
Udah basi banget, kayak makanan sisa semalam. Nyatanya, janji-janji doang tuh nggak bisa bikin perut kenyang atau dompet tebel.
Kita butuh tindakan nyata, bukan sekadar kata-kata.
Kali ini, kita bakal bahas kenapa janji manis itu nggak ada gunanya dan gimana caranya biar hidup kita nggak cuma berputar di lingkaran kata-kata kosong. Yuk, simak!
Janji Tinggal Janji, Realita Berkata Lain
Siapa yang nggak pernah dengar janji manis dari seseorang atau bahkan dari diri sendiri? “Gue janji bakal berubah,” “Besok deh gue mulai diet,” atau “Nanti gue bayar utang.” Semua terdengar familiar, kan?
Nah, masalahnya, janji itu seringkali cuma berhenti di kata-kata tanpa realisasi.
Saat kita berharap pada janji, kita sering kali kecewa.
Misalnya, janji kampanye politik yang nggak terealisasi atau janji manis pasangan yang cuma bikin sakit hati.
Ya, pada akhirnya, kita cuma dapat angin doang, bukannya kenyataan yang sesuai harapan.
Kenapa Kita Mudah Percaya Janji?
Ada beberapa alasan kenapa kita sering kali terjebak pada janji-janji manis:
- Harapan dan Optimisme: Kita selalu berharap yang terbaik, dan janji memberikan kita harapan akan perubahan positif.
- Kurangnya Pengalaman: Beberapa orang mungkin kurang pengalaman dalam mengenali mana janji yang bisa dipegang dan mana yang cuma omong kosong.
- Manipulasi Emosional: Ada yang sengaja menggunakan janji untuk memanipulasi emosi kita demi keuntungan mereka sendiri.