Sobat Invest – Akhir-akhir ini Pasar saham sedang dalam ketidak pastian. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok hingga 21,28% sejak mencapai rekor tertinggi pada September 2024.
Bahkan, pada Selasa (18 Maret 2025), IHSG sempat turun drastis 6% dan memicu trading halt alias penghentian sementara perdagangan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).
Investor asing pun panik, melepas saham mereka dengan nilai bersih mencapai Rp 2,5 triliun dalam satu hari saja.
Nah, di tengah kondisi ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengambil langkah yang cukup menarik mengizinkan perusahaan terdaftar untuk melakukan buyback saham tanpa melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Namun apa yang maksudnya buyback saham? Dan mengapa langkah ini penting? Yuk kita bahas lebih dalam!
Apa Itu Buyback Saham
Buyback saham adalah ketika sebuah perusahaan membeli kembali sahamnya sendiri dari pasar. Biasanya, tindakan ini dilakukan untuk mengurangi jumlah saham yang beredar sehingga harga saham bisa lebih stabil atau malah naik.
Bayangkan jika kamu punya kue dan dibagi menjadi 10 potong. Kalau ada temanmu yang membeli dua potong kue itu kembali, otomatis jumlah potongan kue jadi berkurang, kan? Begitu juga prinsipnya dengan buyback saham.
Nah, biasanya perusahaan harus izin dulu ke pemegang saham lewat RUPS sebelum melakukan buyback.
Tapi kali ini, OJK memberikan “lampu hijau” agar emiten bisa langsung melakukannya tanpa proses formal tersebut. Tujuannya jelas: meredam tekanan pasar dan memberikan sentimen positif kepada investor.
Namun, tidak semua perusahaan langsung bergerak cepat. Ada 9 emiten yang sudah siap-siap untuk melakukan buyback, tapi ada juga yang masih ragu-ragu, seperti PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES). Kok bisa ya?
Daftar 9 Emiten yang Siap Buyback Saham Tanpa RUPS
Sebagai bentuk respons terhadap kondisi pasar yang kurang bersahabat, beberapa perusahaan besar langsung bersiap untuk melakukan buyback. Berikut daftarnya:
Bank BUMN
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)
- Dana yang disiapkan: Belum diungkap secara detail, namun BBRI termasuk salah satu bank terbesar di Indonesia.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI)
- BMRI juga masuk dalam daftar karena fundamental kuatnya sebagai salah satu pilar ekonomi nasional.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI)
- BBNI tak mau kalah. Dengan reputasi solid, bank ini berencana membeli kembali sahamnya.
PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA)
- Meski bukan bank milik negara, CIMB Niaga tetap menjadi bagian dari upaya stabilisasi pasar.
PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP)
- Dikenal sebagai bank swasta yang gesit, NISP juga ikut serta dalam rencana buyback.
Lainnya
PT Matahari Department Store Tbk (LPPF)
- Peritel besar ini ingin menunjukkan keyakinannya bahwa masa sulit hanya sementara.
PT Sido Muncul Tbk (SIDO)
- SIDO telah menyiapkan dana sebesar Rp 300 miliar untuk buyback. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor.
Jadwal RUPS: Semua emiten ini akan menggelar RUPS antara 20 Maret–10 April 2025 untuk memutuskan langkah final mereka.
Batas Buyback: Setiap perusahaan boleh membeli kembali sahamnya hingga maksimal 20% dari modal ditempatkan, sesuai aturan POJK Nomor 13/2023 dan POJK Nomor 29/2023.
Mengapa ACES Belum Pastikan Buyback?
Di tengah semangat para emiten lain untuk menyelamatkan pasar, PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES) tampak lebih hati-hati.
Melinda Pudjo, Head of Corporate Communication ACES, menyatakan bahwa manajemen masih mengkaji opsi ini. Alasannya? Berikut beberapa kemungkinan:
- Kondisi Keuangan Internal
Sebelum memutuskan buyback, perusahaan perlu memastikan bahwa mereka memiliki cukup kas untuk mendukung operasional bisnis sekaligus membeli saham. Jika ACES saat ini sedang fokus pada ekspansi atau proyek besar lainnya, maka prioritas utama mereka mungkin bukan buyback. - Ketidakpastian Pasar
Kondisi pasar modal sedang sangat fluktuatif. ACES mungkin ingin menunggu momen yang lebih tepat sebelum mengambil langkah besar. - Sinyal Positif dari Regulator
ACES mungkin sedang menunggu sinyal lebih lanjut dari OJK atau BEI tentang stabilitas pasar. Jika IHSG mulai pulih, mungkin rencana buyback tidak lagi menjadi prioritas.
Prospek Saham ACES Jika Tidak Melakukan Buyback
Kalau ACES akhirnya tidak melakukan buyback, bagaimana dampaknya ke harga saham mereka? Menurut analisis pasar, ada beberapa skenario:
- Peningkatan Risiko Sentimen Negatif
Investor mungkin menganggap bahwa ACES kurang percaya diri terhadap prospek bisnisnya sendiri. Hal ini bisa membuat saham mereka kurang diminati. - Kehilangan Momentum
Di saat kompetitor seperti BBRI dan SIDO agresif melakukan buyback, ACES bisa kehilangan momentum untuk menarik investor baru.
Namun, jika ACES memiliki alasan strategis yang kuat, seperti alokasi dana untuk investasi jangka panjang, hal ini bisa menjadi poin positif di mata investor jangka panjang.
FAQ: Pertanyaan Umum Terkait Buyback Saham Tanpa RUPS
1. Apa saja syarat untuk buyback saham tanpa RUPS?
Perusahaan harus memenuhi ketentuan POJK Nomor 13/2023 dan POJK Nomor 29/2023. Salah satu syarat utamanya adalah pembelian saham maksimal 20% dari modal ditempatkan.
2. Berapa dana rata-rata yang disiapkan perusahaan untuk buyback?
Setiap perusahaan berbeda-beda. Misalnya, SIDO menyiapkan Rp 300 miliar, sementara bank besar seperti BBRI dan BMRI belum mengungkap angka pastinya.
3. Apakah buyback benar-benar efektif untuk menstabilkan IHSG?
Menurut penelitian dari Universitas Indonesia, buyback hanya efektif untuk menahan penurunan IHSG dalam jangka pendek. Untuk pemulihan jangka panjang, dibutuhkan perbaikan fundamental ekonomi dan stabilitas politik (sumber).
4. Kenapa OJK mengeluarkan kebijakan ini sekarang?
OJK ingin meredam gejolak pasar setelah IHSG anjlok signifikan. Tekanan dari investor asing dan isu domestik seperti revisi UU TNI menjadi penyebab utama kerugian pasar.
5. Bagaimana cara investor memanfaatkan peluang ini?
Investor perlu mencermati kinerja keuangan perusahaan yang melakukan buyback. Jika fundamental perusahaan kuat dan harga sahamnya murah, ini bisa jadi kesempatan bagus untuk beli saham.
Kesimpulan
Buyback saham tanpa RUPS adalah langkah strategis dari OJK untuk meredam tekanan pasar. Namun, tidak semua perusahaan langsung merespons. Beberapa seperti BBRI, BMRI, dan SIDO sudah siap, sementara ACES masih hati-hati.
Bagi investor, penting untuk memahami alasan di balik keputusan perusahaan sebelum membeli saham. Ingat, buyback adalah solusi jangka pendek—untuk hasil maksimal, fokuslah pada fundamental!
Semoga artikel ini membantu kamu memahami topik ini dengan lebih baik. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk bertanya ya! 😊