[CERPEN] Daun Maple yang Gugur

diratama
11 Min Read
[CERPEN] Daun Maple yang Gugur (Ilustrasi)

Pagi berikutnya, Tabah terbangun dengan perasaan yang berbeda. Ada secercah harapan yang menyelinap di hatinya. Ibu dan Ayah masih tertidur di sofa, wajah mereka terlihat lelah tetapi damai. Tabah menyentuh tangan Ayah, merasakan kehangatan yang memberinya kekuatan.

“Selamat pagi, Ayah, Ibu,” bisiknya pelan, tak ingin membangunkan mereka.

Ia melihat ke luar jendela, melihat daun-daun maple yang masih berguguran. Tapi kali ini, ia melihatnya dengan pandangan yang berbeda. Ia melihat keindahan dalam setiap guguran daun, melihat kekuatan dalam setiap kelemahan yang diterima.

Seorang dokter masuk ke dalam kamar, memeriksa keadaan Tabah. Ia tersenyum melihat Tabah yang tampak lebih tenang.

“Bagaimana perasaanmu hari ini, Tabah?” tanya dokter itu dengan suara lembut.

Tabah tersenyum kecil. “Aku merasa sedikit lebih baik. Mungkin karena aku mulai menerima segalanya.”

Dokter itu mengangguk, tersenyum penuh pengertian. “Itu bagus, Tabah. Terkadang, menerima adalah langkah pertama menuju kesembuhan.”

Hari-hari berikutnya, Tabah menjalani perawatannya dengan semangat yang baru. Setiap kali rasa sakit datang, ia mengingat cerita tentang daun maple yang diceritakan Ayahnya. Ia mengingat bisikan daun-daun yang gugur, mengingat bahwa kelemahan adalah bagian dari kekuatan.

Pada suatu sore, Tabah duduk di kursi roda, dibawa ke taman oleh perawat. Ia melihat pohon-pohon maple yang berdiri tegak, meskipun daun-daunnya sudah hampir habis. Tabah tersenyum, merasa seperti menemukan sahabat baru.

“Kau lihat pohon-pohon itu, Tabah?” tanya perawat yang menemaninya. “Mereka tetap berdiri, meski daunnya gugur. Mereka tahu bahwa musim semi akan datang, dan mereka akan tumbuh kembali.”

Tabah mengangguk. “Aku tahu. Dan aku juga akan tumbuh kembali.”

Perawat itu tersenyum, merasakan semangat yang terpancar dari Tabah. Mereka duduk di taman itu untuk beberapa waktu, menikmati ketenangan dan keindahan yang ada.

Hari demi hari berlalu, dan Tabah semakin kuat. Rasa sakit masih ada, tetapi ia tidak lagi merasa takut. Ia belajar untuk menerima, belajar untuk menjadi tabah. Ia menemukan kekuatan dalam kelemahan, menemukan ketenangan dalam setiap guguran daun maple.

Share This Article
Pecinta Bahasa yang Elegan dan Santun, Menyukai Sastra dan Hal-hal Unik.