[CERPEN] Daun Maple yang Gugur

diratama
11 Min Read
[CERPEN] Daun Maple yang Gugur (Ilustrasi)

Pada suatu malam, ketika bulan bersinar terang di langit, Tabah duduk di tepi jendela, menatap bintang-bintang yang berkelap-kelip. Ibu dan Ayah duduk di sampingnya, menemani dalam keheningan yang hangat.

“Ayah, Ibu, aku ingin berterima kasih,” kata Tabah tiba-tiba.

Ibu dan Ayah menatapnya, wajah mereka penuh rasa ingin tahu.

“Terima kasih karena selalu ada di sampingku. Terima kasih karena mengajariku untuk tabah,” lanjut Tabah dengan suara penuh emosi.

Ibu memeluk Tabah erat-erat, air mata mengalir di pipinya. “Kami bangga padamu, Tabah. Kau adalah anak yang kuat.”

Ayah mengangguk, matanya juga berkaca-kaca. “Kau mengajarkan kami banyak hal, Tabah. Kau mengajarkan kami tentang arti sebenarnya dari kekuatan.”

Malam itu, mereka bertiga duduk di tepi jendela, menikmati keheningan yang dipenuhi dengan cinta dan harapan. Tabah menatap daun-daun maple yang masih tersisa, merasa bahwa ia adalah bagian dari alam, bagian dari sesuatu yang lebih besar.

Waktu berlalu, dan Tabah semakin kuat. Ia kembali ke sekolah, melanjutkan hidupnya dengan semangat yang baru. Setiap kali ia merasa lelah atau putus asa, ia mengingat daun-daun maple yang gugur. Ia mengingat bisikan-bisikan yang memeluknya, mengingat bahwa kelemahan adalah bagian dari kekuatan.

Pada suatu musim semi, Tabah berjalan-jalan di taman, melihat pohon-pohon maple yang mulai tumbuh daun baru. Ia tersenyum, merasa bahwa ia juga tumbuh bersama mereka.

Ia bertemu dengan perawat yang dulu merawatnya di rumah sakit. Mereka berbicara sambil duduk di bangku taman, menikmati keindahan musim semi.

“Tabah, kau terlihat sangat berbeda sekarang. Kau terlihat bahagia,” kata perawat itu dengan senyum lebar.

Tabah mengangguk. “Aku merasa lebih kuat. Aku belajar untuk menerima, untuk tabah. Aku belajar bahwa setiap musim memiliki keindahannya sendiri.”

Perawat itu mengangguk setuju. “Kau benar, Tabah. Dan aku bangga melihatmu tumbuh begitu kuat.”

Mereka berbicara dan tertawa, merayakan kehidupan yang penuh dengan keajaiban. Tabah menatap pohon-pohon maple yang tumbuh subur, merasa bahwa ia adalah bagian dari siklus kehidupan yang indah.

Tabah adalah nama lain dari hancur yang istirah. Ia adalah daun maple yang gugur dan tumbuh kembali, menemukan kekuatan dalam setiap kelemahan, menemukan kedamaian dalam setiap bisikan angin.

Ia tahu bahwa hidup akan terus berputar, dan ia siap menghadapi setiap musim dengan hati yang tabah. Seperti daun maple yang menerima gugurnya, ia menerima setiap tantangan dengan senyum dan keberanian.

Tabah adalah kekuatan yang tersembunyi di balik kelemahan, adalah cahaya yang bersinar di tengah kegelapan. Ia adalah bisikan daun maple yang memeluk, membawa harapan dan kedamaian dalam setiap hembusan angin.

Dan dalam setiap langkahnya, Tabah tahu bahwa ia tidak pernah sendirian. Ia selalu ditemani oleh cinta, kekuatan, dan semangat yang tak pernah padam. Seperti daun maple yang selalu tumbuh kembali, ia akan terus bertahan, terus tabah, dan terus berjuang untuk hidup yang lebih baik.[]

Share This Article
Pecinta Bahasa yang Elegan dan Santun, Menyukai Sastra dan Hal-hal Unik.