[CERPEN] Merenunglah

Keesokan harinya, aku kembali ke kota. Portal yang membawa aku ke dunia lain masih berputar, menunggu untuk dijelajahi lagi. Aku duduk di bangku besi yang sama, merenung tentang semua yang telah kulihat.

Raka datang lagi, duduk di sebelahku. “Bagaimana pengalamanmu?” tanyanya.

“Menakjubkan,” jawabku. “Tapi juga menakutkan. Aku merasa ada yang mengawasi setiap gerakanku.”

Raka mengangguk. “Itulah resiko yang harus diambil. Dunia itu penuh dengan keajaiban, tapi juga bahaya. Kau harus hati-hati.”

“Apa yang harus kulakukan sekarang?” tanyaku.

“Teruslah mencari,” jawabnya. “Setiap petualangan membawa kita lebih dekat ke kebenaran. Dan ingat, kebenaran bukanlah akhir dari pencarian, tapi awal dari pemahaman.”

Aku mengangguk, lalu menatap langit yang semakin gelap. Di bawah pohon bangunan, aku merenung tentang masa depan dan misteri yang menunggu untuk diungkapkan.

Merenunglah sendiri, di hutan-hutan kota, di bawah pohon bangunan. Menembus cakrawala bising, mencari jawaban di balik keheningan. Karena di dunia yang penuh dengan misteri, hanya dengan merenung kita bisa menemukan kebenaran.