proestate.id – Dalam budaya Jepang, ada dua konsep penting yang memainkan peran besar dalam cara orang berinteraksi satu sama lain: honne (本音) dan tatemae (建前).
Meskipun kedua istilah ini sering dijelaskan dalam konteks hubungan sosial secara umum, keduanya memiliki dampak yang sangat besar dalam dunia malam Jepang.
Dunia malam di Jepang, yang dikenal dengan kehidupan bar, klub malam, dan host/hostess clubs, adalah tempat di mana honne dan tatemae dapat bertabrakan, bercampur, atau bahkan terbuka dengan cara yang sangat unik.
Tapi, apa sih sebenarnya honne dan tatemae itu, dan bagaimana mereka berperan dalam dunia malam Jepang? Mari kita bahas lebih dalam.
Apa Itu Honne dan Tatemae?

Sebelum masuk lebih jauh ke dalam dunia malam, penting untuk memahami konsep dasar dari honne dan tatemae.
Honne merujuk pada perasaan atau opini sebenarnya yang dimiliki seseorang, yang biasanya sangat pribadi dan hanya diungkapkan pada orang-orang yang sangat dekat. Honne adalah sisi asli seseorang yang mungkin tidak ingin diketahui oleh banyak orang.
Di sisi lain, tatemae adalah sikap atau pendapat yang ditampilkan ke publik, yang biasanya dibuat untuk menjaga harmoni sosial dan memenuhi harapan masyarakat.
Tatemae bisa dianggap sebagai “topeng sosial” yang digunakan dalam interaksi dengan orang lain untuk memastikan bahwa hubungan tetap berjalan lancar tanpa konflik.
Honne adalah apa yang sebenarnya ingin kita katakan atau lakukan, sementara tatemae adalah apa yang kita tunjukkan kepada orang lain demi menjaga keseimbangan dan kesopanan.
Kenapa Honne dan Tatemae Penting dalam Budaya Jepang?
Budaya Jepang sangat mementingkan kesopanan, kerendahan hati, dan harmoni sosial. Oleh karena itu, tatemae sering kali lebih dominan dalam interaksi sehari-hari.
Masyarakat Jepang menganggap penting untuk tidak menyinggung perasaan orang lain dan menjaga wajah (atau menzura).
Sebagai contoh, di kantor, seseorang mungkin tidak ingin mengkritik atasan secara langsung meskipun mereka tidak setuju dengan kebijakan tertentu. Sebaliknya, mereka mungkin hanya tersenyum dan mengangguk untuk menjaga tatemae.
Namun, honne tetap ada dan, bagi banyak orang, dunia malam adalah tempat di mana mereka dapat mengungkapkan honne mereka tanpa harus terlalu khawatir tentang dampak sosial.
Inilah mengapa dunia malam di Jepang sangat menarik dari perspektif sosial karena sering kali menjadi ruang di mana tatemae bisa sedikit “dilepaskan,” dan honne bisa lebih bebas diekspresikan.
Konsep Honne dan Tatemae di Dunia Malam Jepang
Dunia malam Jepang, terutama yang melibatkan host clubs dan kyabakura (cabaret clubs), memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana honne dan tatemae bekerja dalam konteks sosial yang lebih santai namun kompleks.
Di tempat-tempat ini, peran tatemae dan honne sering kali dibalikkan, tergantung pada siapa yang berbicara dan apa yang ingin dicapai dalam interaksi tersebut.
Host Clubs dan Kyabakura: Tempat di Mana Tatemae dan Honne Bertabrakan
Dalam host clubs, pelanggan datang untuk menemui host pria yang memberikan perhatian penuh kepada mereka selama beberapa jam.
Para host ini terlatih untuk memainkan peran tertentu, menunjukkan perhatian, dan membangun hubungan yang seolah-olah sangat dekat, padahal banyak yang hanya berbasis pada tatemae.
Mereka berinteraksi dengan pelanggan seolah-olah mereka memiliki hubungan yang lebih personal, meskipun di balik itu, semuanya adalah bagian dari pekerjaan mereka untuk menjaga suasana yang menyenangkan.
Sebaliknya, para pelanggan datang dengan ekspektasi untuk berbicara tentang perasaan mereka yang terkadang sulit dibicarakan di luar dunia malam.
Mereka mungkin merasa lebih bebas untuk mengungkapkan honne mereka tentang masalah pribadi, pekerjaan, atau hubungan mereka karena dunia malam memberi mereka kebebasan untuk melakukan hal tersebut tanpa khawatir tentang penilaian sosial yang ketat.
Izakaya: Tempat di Mana Honne dan Tatemae Mengalir Bebas

Izakaya, bar khas Jepang yang juga merupakan tempat populer untuk menikmati minuman setelah kerja, sering kali menjadi tempat di mana honne bisa lebih mudah terungkap.
Setelah seharian menjaga tatemae di kantor, banyak orang Jepang yang memilih untuk melepaskan diri dari tekanan dengan minum bersama teman-teman atau kolega mereka.
Di sini, tatemae yang mereka jaga di tempat kerja bisa dilepaskan, dan honne mereka, baik itu keluh kesah tentang pekerjaan atau kehidupan pribadi, bisa lebih bebas keluar.
Namun, meskipun ada kebebasan untuk berbicara lebih terbuka, konsep tatemae tetap ada. Beberapa orang mungkin hanya mengatakan apa yang ingin didengar orang lain, atau mereka akan tetap menjaga citra tertentu meskipun ada kenyataan yang berbeda.
Ini menunjukkan bagaimana honne dan tatemae dapat saling berdampingan dan berperan dalam konteks sosial yang lebih santai.
Sake Katalisator bagi Honne
Alkohol, yang sering disajikan di izakaya dan klub malam, adalah faktor penting dalam membebaskan seseorang dari tatemae.
Sake, bir, dan minuman keras lainnya memberikan dorongan bagi orang-orang untuk lebih terbuka tentang perasaan mereka.
Ketika seseorang mulai mabuk, mereka mungkin merasa lebih berani mengungkapkan honne mereka tanpa terlalu khawatir tentang konsekuensinya.
Tentu saja, alkohol juga bisa meningkatkan potensi tatemae, di mana seseorang lebih memilih untuk berbicara dengan cara yang menyenangkan, meskipun sebenarnya tidak merasa demikian.
Fenomena ini sangat umum di dunia malam Jepang, di mana orang sering kali berperan sesuai dengan harapan sosial meskipun dalam kondisi pribadi yang berbeda.
Tantangan Dunia Malam Jepang: Honne vs Tatemae dalam Bisnis
Di dunia malam Jepang, seperti halnya dalam kehidupan sosial, ada tantangan yang muncul dari ketegangan antara honne dan tatemae.
Bagi orang yang bekerja di industri hiburan malam, seperti host dan hostess, ini bisa menjadi dilema besar.
Mereka sering kali harus menampilkan tatemae yang sempurna untuk pelanggan, berpura-pura peduli atau menyenangkan meskipun mereka tidak benar-benar merasa demikian.
Tantangan ini membuat banyak orang di industri ini merasa lelah atau bahkan tertekan, karena mereka harus selalu berpura-pura dalam pekerjaan mereka.
Hal ini juga dapat menyebabkan perasaan terisolasi atau tidak puas dalam kehidupan pribadi, karena mereka tidak dapat mengekspresikan perasaan mereka yang sebenarnya kepada orang lain.
Pengaruh Globalisasi terhadap Honne dan Tatemae
Dengan semakin terbukanya Jepang terhadap dunia luar, terutama dalam hal globalisasi, konsep honne dan tatemae juga mulai mendapatkan perhatian yang lebih besar.
Dalam dunia yang semakin terhubung ini, orang-orang Jepang mulai menghadapi ketegangan antara mempertahankan tradisi dan beradaptasi dengan dunia modern yang lebih terbuka.
Sementara di dunia barat kejujuran langsung sering dianggap sebagai hal yang positif, masyarakat Jepang masih sangat menghargai tata krama dan menjaga harmoni sosial.
Perbedaan antara honne dan tatemae ini bisa menjadi tantangan dalam interaksi sosial antara budaya, tetapi juga memberikan wawasan yang lebih dalam tentang bagaimana masyarakat Jepang membangun hubungan dan menjaga keseimbangan dalam kehidupan sosial mereka.
Kesimpulan: Honne, Tatemae, dan Dunia Malam Jepang
Secara keseluruhan, honne dan tatemae adalah dua konsep yang mendalam dan penting dalam budaya Jepang.
Dunia malam Jepang memberikan gambaran yang sangat jelas tentang bagaimana kedua konsep ini bekerja dalam kehidupan sosial yang kompleks.
Meskipun dunia malam memberi kebebasan bagi orang untuk mengungkapkan honne mereka, tatemae tetap berperan sebagai pengatur utama dalam interaksi sosial, bahkan di tempat-tempat yang lebih santai sekalipun.
Menjaga keseimbangan antara honne dan tatemae adalah seni yang telah terjalin kuat dalam budaya Jepang.
Dalam dunia malam, kita melihat bagaimana kedua konsep ini saling berinteraksi dan saling melengkapi, menciptakan sebuah dinamika yang penuh warna namun tetap memperhatikan nilai-nilai sosial yang sudah ada sejak lama.