Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) FEB UI baru saja merilis survei mengejutkan: 55% ekonom menyatakan kondisi ekonomi Indonesia lebih buruk dibandingkan tiga bulan lalu.
Bahkan, 7 ahli menyebut situasi “jauh lebih buruk”, sementara hanya 1 orang yang optimis. Ini bukan sekadar angka ini alarm bahwa kepercayaan investor sedang goyah, dan IHSG hari ini menjadi korban langsungnya.
Mengapa Para Ekonom Pesimis?
saya melihat tiga alasan utama yang membuat ekonom kita harus khawatir:
1. Defisit Anggaran yang Menganga
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengumumkan defisit anggaran yang melebar. Ini seperti dompet negara yang bocor: pemasukan dari pajak tidak cukup, sementara pengeluaran untuk subsidi dan proyek infrastruktur terus membengkak. Akibatnya, investor khawatir pemerintah akan kesulitan membayar utang, terutama jika rupiah terus melemah.
2. Rupiah di Ujung Tanduk
Rupiah sudah menyentuh Rp16.900/USD, level terendah sejak pandemi. Pelemahan ini dipicu oleh:
- Kenaikan suku bunga AS yang membuat dolar lebih menarik.
- Capital outflow (dana asing kabur) mencapai Rp26,9 triliun sejak awal 2025.
3. Badai Global yang Menghantam RI
- Perang dagang AS-Tiongkok mengganggu ekspor Indonesia, terutama komoditas seperti batu bara dan CPO.
- Konflik Israel-Gaza membuat harga minyak dunia tidak stabil, menekan neraca perdagangan RI.
Implikasi untuk IHSG Hari Ini: Kenapa Harus Waspada?
Survei LPEM UI langsung terasa di pasar saham. Berikut dampaknya:
1. Investor Asing “Kabur”, IHSG Melemah
Data menunjukkan investor asing menarik dana hingga Rp1,77 triliun dalam sepekan. Saham-saham bluechip seperti BBCA, BBRI, dan DCII menjadi sasaran jual. Akibatnya, IHSG hari ini anjlok 6,58% ke level 6.046, level terendah sejak 2021.
2. Saham Sektor Utilitas dan Bahan Baku Terpuruk
- Utilitas turun 12,2% karena investor khawatir proyek infrastruktur akan tertunda akibat defisit anggaran.
- Bahan baku melemah 9,82% seiring anjloknya harga komoditas global.
3. Trading Halt Gagal Redam Panic Selling
OJK menghentikan sementara perdagangan (trading halt) setelah IHSG turun 5%, tapi ini hanya memperlambat kejatuhan. Investor tetap panik karena fundamental ekonomi yang suram.
Tips Praktis untuk Investor: Jangan Terjebak Sentimen Negatif!
Jika Anda pemegang saham atau calon investor, berikut strategi yang bisa diterapkan:
Fokus pada Saham dengan Fundamental Kuat
- Contoh: SIDO (Sido Muncul) yang baru saja mengumumkan rencana buyback saham.
- Hindari saham gorengan atau emiten dengan utang besar.
Manfaatkan Pelemahan IHSG untuk Akumulasi
- Saham-saham konsumer (UNVR, INDF) atau telekomunikasi (TLKM) biasanya lebih stabil saat krisis.
Diversifikasi ke Aset Safe Haven
- Emas dan obligasi pemerintah (SBN) bisa menjadi “pelampung” saat pasar saham tenggelam.
Pantau Rupiah dan Data Makroekonomi
- Pelemahan rupiah sering menjadi indikator awal tekanan di IHSG.
FAQ: Pertanyaan yang Sering Muncul
1. Apa Hubungan Survei LPEM dengan IHSG Hari Ini?
Survei LPEM mencerminkan sentimen negatif ekonom terhadap kondisi RI. Ini memicu aksi jual investor asing, yang langsung menekan IHSG.
2. Apakah IHSG Akan Terus Melemah?
Jika pemerintah tidak segera mengatasi defisit anggaran dan memperkuat rupiah, IHSG berisiko turun lebih dalam. Tapi, pasar bisa rebound jika ada kebijakan stimulus atau penurunan suku bunga BI.
3. Bagaimana Jika Saya Baru Mulai Berinvestasi?
Jangan panik. Mulailah dengan saham bluechip yang fundamentalnya kuat dan hindari spekulasi.
4. Kapan Waktu yang Tepat untuk Beli Saham Lagi?
Tunggu sinyal stabilisasi: rupiah menguat ke level Rp15.000/USD atau data pertumbuhan ekonomi kuartal II/2025 menunjukkan perbaikan.
Kesimpulan: Optimisme Harus Dibayar dengan Aksi
Survei LPEM UI adalah cerminan bahwa ekonomi RI sedang tidak sehat. Tapi, ini bukan akhir dunia. Sebagai investor, kita harus:
- Realistis: Akui bahwa pasar sedang bearish.
- Proaktif: Manfaatkan momentum untuk beli saham murah dengan fundamental baik.
- Kritis: Pantau kebijakan pemerintah dan respons bank sentral.
Ingat, pasar saham seperti ombak—ia naik dan turun. Yang penting, kita tidak tenggelam dalam kepanikan.