Di sebuah kota yang terlupakan oleh waktu dan diliputi bayang-bayang masa lalu, seorang ilmuwan bernama Dr. Satrio Suwandi menemukan dirinya terjebak di antara dua dunia. Di satu sisi, ada dunia ilmiah yang penuh dengan logika dan pengetahuan, sementara di sisi lain, ada dunia mistis yang dipenuhi misteri dan keajaiban. Kota ini, yang dikelilingi oleh hutan lebat dan sungai yang mengalir deras, menyimpan rahasia yang belum pernah terungkap. Di sinilah, di antara akar-akar pohon raksasa yang menembus bumi, sebuah cerita misteri mulai terbuka.
***
Langit di atas kota itu selalu tampak kelabu, seolah-olah menahan hujan yang tak kunjung turun. Angin bertiup kencang, membawa suara-suara aneh dari hutan. Dr. Satrio Suwandi, dengan rambutnya yang mulai beruban dan mata yang penuh rasa ingin tahu, melangkah ke laboratoriumnya yang terletak di pinggiran kota. Di dalam laboratorium itu, alat-alat canggih berdiri berbaris, siap untuk digunakan.
Namun, hari ini berbeda. Di tengah kesibukannya, ia menerima sebuah paket misterius. Tidak ada alamat pengirim, hanya sebuah catatan singkat yang tertulis dengan tinta merah:
“Kau masih akar tunggal yang menghujam bumiku.”
Dr. Satrio memandang catatan itu dengan rasa ingin tahu. Siapa yang mengirimkan ini? Apa maksudnya? Di dalam paket itu, ia menemukan sebuah peta kuno dan beberapa dokumen yang sudah menguning oleh waktu. Ia membuka peta itu dan melihat bahwa itu adalah peta kota ini, namun dengan beberapa tanda yang tidak dikenalnya.
***
Malam itu, Dr. Satrio duduk di depan mejanya, mempelajari peta dan dokumen-dokumen tersebut. Tiba-tiba, pintu laboratoriumnya terbuka dengan keras. Seorang pria tua dengan janggut panjang berdiri di ambang pintu. Matanya yang tajam menatap Dr. Satrio dengan intensitas yang luar biasa.
“Siapa Anda?” tanya Dr. Satrio, mencoba menenangkan diri.
Pria tua itu melangkah masuk, mendekati meja Dr. Satrio. “Namaku tidak penting. Yang penting adalah pesan yang kau terima.”
Dr. Satrio mengangkat catatan itu. “Apa maksudnya?”
Pria tua itu tersenyum samar. “Itu adalah petunjuk. Kota ini menyimpan rahasia besar, rahasia yang dapat mengubah segalanya. Kau adalah kunci untuk mengungkapnya.”
“Kunci? Bagaimana bisa?”
“Karena kau adalah akar tunggal yang menghujam bumi ini. Hanya kau yang bisa menemukan jawabannya.”
Dr. Satrio bingung. “Apa yang harus kulakukan?”
“Ikuti petunjuk di peta itu. Cari akar-akar yang tersembunyi di bawah kota ini. Di sanalah kau akan menemukan jawabannya.”
Sebelum Dr. Satrio bisa bertanya lebih lanjut, pria tua itu berbalik dan pergi, meninggalkan Dr. Satrio dalam kebingungan.
***
Hari-hari berikutnya, Dr. Satrio menghabiskan waktu mencari petunjuk di peta itu. Ia mengikuti tanda-tanda yang membawa dirinya ke tempat-tempat terpencil di kota ini, dari reruntuhan bangunan tua hingga gua-gua tersembunyi di hutan. Setiap tempat menyimpan potongan-potongan teka-teki yang semakin membuatnya penasaran.
Di sebuah gua yang gelap dan lembab, ia menemukan sebuah pintu batu yang tertutup rapat. Di atas pintu itu, tertulis dalam bahasa kuno: “Hanya yang memahami akar yang dapat memasuki.” Dr. Satrio mengingat pesan dari pria tua itu dan mencoba memikirkan maksudnya. Setelah beberapa saat, ia menyentuh pintu batu itu dan merasakan getaran aneh di tangannya. Pintu itu perlahan terbuka, mengungkapkan lorong panjang yang menuju ke bawah tanah.
***
Lorong itu membawa Dr. Satrio ke sebuah ruangan besar yang dipenuhi akar-akar pohon yang tebal dan bercahaya. Di tengah ruangan, ada sebuah altar kuno dengan sebuah buku besar di atasnya. Dr. Satrio mendekati altar itu dan membuka buku tersebut. Di dalamnya, ia menemukan tulisan-tulisan yang menceritakan tentang sejarah kota ini, tentang bagaimana kota ini didirikan di atas sebuah sumber energi besar yang disebut “Akar Tunggal”.
Tiba-tiba, suara seorang wanita terdengar dari belakangnya. “Kau telah menemukan jawabannya.”
Dr. Satrio berbalik dan melihat seorang wanita muda dengan pakaian tradisional berdiri di sana. “Siapa kau?”
“Aku adalah penjaga akar ini. Kau telah dipilih untuk menjaga keseimbangan di kota ini. Akar Tunggal adalah sumber kehidupan kita. Tanpa itu, kota ini akan hancur.”
Dr. Satrio mencoba mencerna semua informasi ini. “Apa yang harus kulakukan?”
“Jaga akar ini tetap hidup. Pastikan tidak ada yang mengganggu keseimbangan alam.”
“Bagaimana caranya?”
Wanita itu tersenyum. “Kau akan tahu caranya. Percayalah pada instingmu.”
***
Seiring berjalannya waktu, Dr. Satrio belajar lebih banyak tentang Akar Tunggal dan kekuatan yang dimilikinya. Ia menyadari bahwa akar ini tidak hanya memberikan kehidupan kepada kota, tetapi juga menghubungkan dunia ilmiah dan dunia mistis. Ia belajar untuk menjaga keseimbangan antara dua dunia ini, memastikan bahwa keduanya dapat hidup berdampingan dengan damai.
Namun, tidak semua orang setuju dengan pandangan Dr. Satrio. Beberapa orang di kota ini, yang dipimpin oleh seorang pengusaha serakah bernama Mr. Prasetyo, ingin memanfaatkan kekuatan Akar Tunggal untuk keuntungan pribadi. Mereka berencana untuk menebang pohon-pohon raksasa dan mengambil akar-akar itu untuk dijual sebagai sumber energi.
Dr. Satrio tahu bahwa ia harus menghentikan mereka. Dengan bantuan wanita penjaga akar dan beberapa penduduk setempat yang setia, ia berusaha untuk melindungi Akar Tunggal dari tangan-tangan serakah.
***