Morgan Housel Ungkap Alasan Utama Orang Gagal di Pasar Saham dan Crypto

Disda Hendri Yosuki
8 Min Read
Morgan Housel Ungkap Alasan Utama Orang Gagal di Pasar Saham dan Crypto (Ilustrasi)

ProEstate.id – Apa alasan utama orang gagal di pasar saham dan crypto? Morgan Housel, dalam The Psychology of Money, mengungkap jawaban yang mungkin tidak kamu duga.

Banyak dari kita berpikir bahwa kegagalan finansial terjadi karena kurangnya pengetahuan teknis atau strategi investasi yang salah. Namun, menurut Housel, penyebab sebenarnya jauh lebih mendalam: perilaku manusia.

Ok, langsung kita akan membahas alasan utama kegagalan di pasar saham dan crypto berdasarkan wawasan dari The Psychology of Money.

Lebih penting lagi, kita akan memberikan solusi praktis agar kamu bisa menghindari kesalahan yang sama. Mari kita mulai!


1. Emosi Mengalahkan Logika: Ketakutan dan Keserakahan sebagai Musuh Terbesar

Pasar saham dan crypto adalah dua arena yang penuh dengan volatilitas. Harga bisa melonjak drastis dalam hitungan jam, lalu anjlok begitu saja tanpa peringatan. Dalam situasi seperti ini, emosi sering kali mengambil alih kendali.

  • Ketakutan: Ketika pasar jatuh, banyak investor panik dan menjual aset mereka di harga terendah. Mereka takut kehilangan segalanya, sehingga membuat keputusan impulsif yang merugikan.
  • Keserakahan: Di sisi lain, ketika pasar sedang bullish, investor sering kali terlalu rakus. Mereka membeli aset hanya karena ingin “tidak ketinggalan tren,” tanpa mempertimbangkan fundamental atau risiko.

Apa kata Morgan Housel?
Dalam The Psychology of Money, Housel menekankan bahwa keberhasilan finansial bukan tentang seberapa pintar kamu, tetapi tentang bagaimana kamu bereaksi terhadap ketidakpastian.

Emosi seperti ketakutan dan keserakahan sering kali membuat kita melakukan hal-hal yang bertentangan dengan logika.

Solusi :

  • Latih disiplin diri: Sebelum memulai investasi, buat rencana yang jelas. Tentukan target keuntungan dan batas kerugian (stop-loss). Patuhi rencana tersebut, meskipun pasar sedang bergejolak.
  • Jangan ikuti hype: Jika kamu tertarik pada aset tertentu (misalnya, crypto baru yang sedang viral), luangkan waktu untuk mempelajari fundamentalnya terlebih dahulu.

2. Overconfidence: Merasa Lebih Pintar daripada Pasar

Salah satu kesalahan paling umum di pasar saham dan crypto adalah overconfidence—merasa bahwa kamu lebih pintar daripada pasar.

Fenomena ini sering terlihat pada trader harian atau investor pemula yang percaya bahwa mereka bisa “mengalahkan pasar” dengan analisis teknikal atau prediksi jangka pendek.

Namun, kenyataannya, pasar saham dan crypto sangat sulit diprediksi. Bahkan para ahli pun sering kali salah. Seperti yang dikatakan Warren Buffett, “Jangan mencoba mengalahkan pasar; cukup ikuti pasar.”

Apa kata Morgan Housel?
Housel menjelaskan bahwa kesuksesan finansial sering kali lebih bergantung pada keberuntungan daripada kecerdasan.

Banyak orang yang sukses di pasar saham atau crypto bukan karena strategi brilian, tetapi karena mereka berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat.

Solusi:

  • Akui batas kemampuanmu: Tidak apa-apa untuk tidak tahu segalanya. Fokuslah pada investasi jangka panjang dan hindari spekulasi jangka pendek.
  • Pelajari sejarah pasar: Banyak pelajaran berharga bisa dipetik dari sejarah pasar saham dan crypto. Misalnya, gelembung dot-com tahun 2000 atau crash crypto tahun 2022.

3. Kurangnya Persiapan Psikologis: Tidak Siap Hadapi Kerugian

Banyak investor masuk ke pasar saham atau crypto dengan ekspektasi tinggi: untung besar dalam waktu singkat. Namun, mereka sering kali tidak siap menghadapi kerugian. Ketika harga turun, mereka langsung panik dan menjual aset mereka.

Apa kata Morgan Housel?
Housel menekankan pentingnya persiapan psikologis dalam investasi. Ia menjelaskan bahwa keberhasilan finansial bukan tentang seberapa besar keuntungan yang kamu dapatkan, tetapi tentang seberapa baik kamu menghadapi kerugian.

Solusi:

  • Siapkan dana darurat: Pastikan kamu memiliki cadangan uang tunai yang cukup untuk menghadapi situasi darurat. Ini akan membantu kamu tetap tenang jika pasar jatuh.
  • Investasi bertahap: Gunakan strategi dollar-cost averaging (DCA) untuk membeli aset secara berkala. Dengan cara ini, kamu tidak perlu khawatir tentang volatilitas jangka pendek.

4. Narasi dan Cerita: Kita Sering Terjebak dalam “Hype”

Media sosial dan influencer sering kali memainkan peran besar dalam membentuk narasi di pasar saham dan crypto. Misalnya, ketika Elon Musk mentweet tentang Dogecoin, harga langsung melonjak. Atau ketika sebuah proyek crypto baru diluncurkan dengan janji-janji besar, banyak orang langsung tergiur untuk membelinya.

Namun, narasi semacam ini sering kali tidak didukung oleh fakta. Banyak proyek crypto yang gagal setelah hype-nya mereda, meninggalkan investor dengan kerugian besar.

Apa kata Morgan Housel?
Housel menjelaskan bahwa manusia cenderung terpengaruh oleh narasi dan cerita daripada data dan fakta. Kita lebih mudah tergerak oleh cerita inspiratif tentang “orang biasa yang menjadi miliarder dalam semalam” daripada analisis mendalam tentang risiko.

Solusi:

  • Hindari FOMO (Fear of Missing Out): Jangan membeli aset hanya karena semua orang melakukannya. Lakukan riset mendalam sebelum mengambil keputusan.
  • Fokus pada nilai intrinsik: Apakah aset yang kamu beli memiliki nilai nyata? Misalnya, apakah perusahaan saham tersebut memiliki model bisnis yang solid? Atau apakah proyek crypto tersebut memiliki kasus penggunaan yang jelas?

5. Kurangnya Kesabaran: Ingin Hasil Instan

Di era digital ini, kita hidup dalam budaya instan. Kita ingin hasil cepat dalam segala hal, termasuk investasi. Namun, kesuksesan finansial sering kali membutuhkan waktu dan kesabaran.

Apa kata Morgan Housel?
Housel menekankan bahwa kesabaran adalah kunci sukses finansial. Dalam The Psychology of Money, ia memberikan contoh Warren Buffett, yang sebagian besar kekayaannya diperoleh setelah usia 50-an. Ini menunjukkan bahwa kesuksesan finansial adalah hasil dari akumulasi jangka panjang, bukan keuntungan instan.

Solusi:

  • Adopsi mindset jangka panjang: Investasi bukan tentang mendapatkan untung besar dalam semalam, tetapi tentang membangun kekayaan secara bertahap.
  • Tetap konsisten: Meskipun pasar sedang lesu, tetaplah berinvestasi secara konsisten. Ingatlah bahwa pasar cenderung pulih dari penurunan dalam jangka panjang.

Penutup: Sudah Siap Mengubah Perilaku Finansialmu?

Morgan Housel telah memberikan wawasan mendalam tentang alasan utama orang gagal di pasar saham dan crypto.

Ternyata, masalahnya bukan hanya soal pengetahuan atau strategi, tetapi tentang perilaku manusia. Emosi, overconfidence, kurangnya persiapan psikologis, dan narasi palsu sering kali menjadi penyebab kegagalan.

Namun, kabar baiknya adalah kamu bisa menghindari kesalahan ini dengan disiplin, riset, dan kesabaran.

Mulailah hari ini dengan mengubah pola pikir dan perilakumu dalam berinvestasi. Ingat, sukses finansial bukan tentang seberapa pintar kamu, tetapi tentang bagaimana kamu bereaksi terhadap ketidakpastian.

Pertanyaan Penting, Dariku untukmu:

  • Apakah kamu sudah siap menghadapi volatilitas pasar?
  • Apakah kamu masih terjebak dalam mentalitas “cepat kaya”?
  • Apakah kamu bersedia belajar dari kesalahan dan terus berkembang?

Jika artikel ini memberikan wawasan baru bagi kamu, bagikan ke teman-temanmu! Mungkin mereka juga butuh nasihat ini untuk mengubah perilaku finansial mereka.

Share This Article
Disda Hendri Yosuki adalah seorang penulis lepas yang fokus terhadap hal-hal menarik dan trend, tidak menutup kemungkinan bagi dirinya untuk menulis semua isu bahkan bisa dibilang bisa menulis semua niche tulisan. Bisa menulis berita, esai, opini, bahkan seni, desain, wisata, hingga resep. Isu-isu kekinian juga tak luput dari pandangannya. Hukum, Sosial, Ekonomi, juga dikuasai. Sehingga Disda Hendri Yosuki bisa dikatakan sebagai orang yang mempunyai authority kepenulisan yang baik. Disda Hendri Yosuki juga tidak hanya menulis di satu situs website, tetapi juga menulis di banyak website media, baik yang sudah ekspert maupun yang masih merintis. Karena bagi Disda Hendri Yosuki, menulis ialah hidup dan hidup harus diperjuangkan.