Viral! Inilah Geng 4twenty yang Membakar Al-Quran dan Menistakan Agama

Disda Hendri Yosuki By Disda Hendri Yosuki
5 Min Read
Viral! Inilah Geng 4twenty yang Membakar Al-Quran dan Menistakan Agama

ProEstate.id – Di tengah gemuruh media sosial yang penuh dengan berbagai cerita dan kontroversi, satu insiden baru-baru ini telah menarik perhatian luas dan memicu perdebatan sengit di berbagai platform.

Tindakan yang mengejutkan dari geng bernama 4twenty, yang diduga telah membakar Al-Quran dan melakukan penistaan agama, telah menjadi viral.

Namun, ada banyak aspek dari cerita ini yang perlu ditelusuri lebih dalam untuk memahami sepenuhnya fenomena di balik geng 4twenty ini.

Siapa Geng 4twenty?

Geng 4twenty bukanlah kelompok kriminal biasa.

- Advertisement -

Mereka dikenal karena cara mereka memanfaatkan teknologi dan media sosial untuk menyebarkan pesan-pesan yang kontroversial dan memancing emosi.

Geng ini terdiri dari individu-individu yang tampaknya terhubung melalui ketidakpuasan dan pemberontakan terhadap norma-norma yang ada.

Dengan menggunakan platform seperti Telegram dan X (sebelumnya Twitter), mereka membentuk komunitas tertutup di mana mereka berbagi konten yang sangat provokatif.

Konten tersebut tidak hanya mencakup penghinaan terhadap agama, tetapi juga sering kali berisi gambar-gambar dan video yang mempromosikan kekerasan dan perilaku antisosial.

Psikologi di Balik Tindakan

Mengapa seseorang atau sekelompok orang memutuskan untuk terlibat dalam tindakan ekstrem seperti membakar kitab suci?

- Advertisement -

Ada beberapa teori yang bisa menjelaskan motivasi di balik tindakan ini.

Salah satunya adalah bentuk perlawanan terhadap otoritas dan sistem yang mereka anggap menindas atau tidak adil.

Dalam konteks geng 4twenty, tindakan mereka bisa dilihat sebagai ekspresi dari perasaan frustrasi dan marah yang mendalam.

- Advertisement -

Para ahli psikologi sosial juga menunjukkan bahwa tindakan semacam ini sering kali merupakan upaya untuk mendapatkan perhatian dan pengakuan.

Dalam dunia yang semakin didominasi oleh media sosial, di mana ‘likes’ dan ‘shares’ dapat diterjemahkan menjadi status dan pengaruh, tindakan kontroversial menjadi cara cepat untuk menarik perhatian banyak orang.

Dampak Sosial dan Hukum

Tidak bisa dipungkiri bahwa tindakan geng 4twenty ini telah memicu kemarahan dan ketidaknyamanan di masyarakat.

Bagi umat Islam, pembakaran Al-Quran adalah tindakan yang sangat menghina dan menyakitkan.

Reaksi keras dari warganet menunjukkan betapa dalamnya luka yang ditimbulkan oleh tindakan ini.

Namun, ada sisi lain dari cerita ini yang juga penting untuk dicermati.

Beberapa anggota geng 4twenty diduga adalah remaja dan anak-anak di bawah umur yang mungkin tidak sepenuhnya memahami konsekuensi dari tindakan mereka.

Ini menimbulkan pertanyaan tentang peran keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam membimbing generasi muda di era digital ini.

Rizky Pratama: Otak di Balik Geng 4twenty

Salah satu tokoh yang paling disorot dalam cerita ini adalah Rizky Pratama, yang diduga sebagai pemimpin geng 4twenty.

Berdasarkan laporan dari jurnalfaktual.id, Rizky adalah seorang pria berusia 32 tahun dengan rekam jejak kriminal yang panjang.

Sebelum mendirikan geng ini, ia sudah dikenal dalam dunia kriminal sebagai anggota geng lain.

Rizky adalah sosok yang karismatik dan manipulatif, mampu mempengaruhi banyak orang untuk bergabung dan mengikuti tindakannya.

Dia menggunakan media sosial untuk mengkoordinasikan aktivitas geng dan menyebarkan ideologi yang penuh kebencian.

Motivasi Rizky tampaknya beragam, mulai dari keuntungan finansial melalui perdagangan narkoba hingga keinginan untuk memperoleh kekuasaan dan pengaruh.

Refleksi dan Pembelajaran

Kasus geng 4twenty adalah cerminan dari tantangan besar yang dihadapi masyarakat modern dalam era digital.

Di satu sisi, teknologi dan media sosial memberikan platform bagi individu untuk mengekspresikan diri dan terhubung dengan orang lain.

Namun, di sisi lain, mereka juga memberikan ruang bagi perilaku destruktif dan kriminal.

Masyarakat harus lebih waspada dan proaktif dalam menghadapi ancaman semacam ini.

Pendidikan yang tepat tentang penggunaan media sosial, pengawasan yang lebih ketat dari orang tua, dan intervensi dini dari pihak berwenang bisa menjadi beberapa langkah untuk mencegah generasi muda terjerumus ke dalam aktivitas kriminal.

Geng 4twenty telah menimbulkan kehebohan dengan tindakan mereka yang menghina agama dan melanggar hukum.

Namun, dengan pendekatan yang tepat, kita bisa mengambil pelajaran dari kasus ini dan bekerja bersama untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan sehat bagi semua orang.

Penegakan hukum harus berjalan seiring dengan upaya pendidikan dan pencegahan untuk memastikan bahwa kejadian seperti ini tidak terulang di masa depan.

Share This Article
Disda Hendri Yosuki adalah seorang penulis lepas yang fokus terhadap hal-hal menarik dan trend, tidak menutup kemungkinan bagi dirinya untuk menulis semua isu bahkan bisa dibilang bisa menulis semua niche tulisan. Bisa menulis berita, esai, opini, bahkan seni, desain, wisata, hingga resep. Isu-isu kekinian juga tak luput dari pandangannya. Hukum, Sosial, Ekonomi, juga dikuasai. Sehingga Disda Hendri Yosuki bisa dikatakan sebagai orang yang mempunyai authority kepenulisan yang baik. Disda Hendri Yosuki juga tidak hanya menulis di satu situs website, tetapi juga menulis di banyak website media, baik yang sudah ekspert maupun yang masih merintis. Karena bagi Disda Hendri Yosuki, menulis ialah hidup dan hidup harus diperjuangkan.