proestate – Pulau Lombok terus mengukuhkan dirinya sebagai destinasi pariwisata dan investasi yang menjanjikan di Indonesia.
Salah satu kawasan yang kini menjadi sorotan adalah Batu Layar–Senggigi, destinasi klasik yang sedang mengalami fase revitalisasi besar-besaran.
Berbagai proyek infrastruktur strategis, lonjakan kunjungan wisatawan domestik, dan geliat ekonomi lokal menjadikan kawasan ini peluang emas bagi para investor yang ingin mengamankan arus kas stabil sekaligus menikmati potensi apresiasi nilai aset jangka panjang.
Artikel ini akan mengulas secara mendalam potensi kawasan Batu Layar–Senggigi sebagai pusat investasi properti, sekaligus memperkenalkan satu peluang premium: unit eks-resor di Batu Layar yang siap menjadi aset unggulan bagi investor cerdas.

Senggigi & Batu Layar: Pariwisata Klasik dengan Nafas Baru
Senggigi dikenal luas sebagai destinasi wisata pantai ikonik Lombok. Meski sempat tertinggal oleh geliat Mandalika, kawasan ini kini bangkit dengan program Senggigi Reborn.
Pemerintah daerah menggulirkan masterplan revitalisasi senilai Rp 45 miliar yang mencakup penataan 13 km kawasan wisata menjadi tiga segmen: kuliner, inti, dan pesisir.
Proyek infrastruktur besar seperti Jembatan Senggigi dan Dermaga Senggigi (Rp 13 miliar, target selesai 2025) akan meningkatkan aksesibilitas dan menjadikan Senggigi sebagai hub konektivitas pariwisata menuju Mataram, Mandalika, hingga tiga gili di Lombok Utara.
Data terbaru menunjukkan:
- Tingkat okupansi hotel mencapai 90% pada libur Nataru 2024/2025 dan Juli 2025.
- Pasar domestik mendominasi dengan daya beli stabil dan pola perjalanan keluarga.
- Target kunjungan wisata NTB 2025: lebih dari 4 juta wisatawan, naik dari 2,5 juta pada 2024.
Kondisi ini menunjukkan Senggigi bukan hanya destinasi wisata, melainkan ekosistem bisnis pariwisata yang tangguh dan berkelanjutan.
Ekonomi Lokal dan Dorongan Investasi
Lonjakan wisatawan berimbas langsung pada geliat ekonomi lokal. Data 2024 mencatat:
- Realisasi investasi Lombok Barat Rp 1,131 triliun, melampaui target 144%.
- Kontributor terbesar: sektor properti (40%) dan pariwisata (hotel, vila, restoran).
- Sektor kuliner, transportasi, dan kerajinan rakyat tumbuh pesat, melibatkan masyarakat lokal.
Dengan landasan kebijakan pro-investasi, termasuk Perda No.4 Tahun 2019 tentang insentif investasi dan sistem OSS (Online Single Submission), pemerintah menciptakan kepastian hukum dan efisiensi bagi investor.
Pasar Properti Senggigi: Tinggi ROI, Harga Masih Undervalued
Pasar properti Senggigi menawarkan imbal hasil (rental yield) 9–12%, lebih tinggi dari Bali (6–8%). Harga tanah di kawasan ini masih relatif rendah:
- Tanah umum: Rp 55–175 juta/are.
- Tanah strategis: Rp 110–180 juta/are.
- Lokasi premium (beachfront/sea view): Rp 6–70 juta/m².
- Vila: Rp 1,5–8 miliar, bahkan ada unit Rp 250 miliar untuk skala besar.
- Harga sewa vila rata-rata Rp 3,2 juta/malam atau Rp 550 juta/tahun.
Dengan tren harga naik +4% dalam dua bulan terakhir, ditambah pembangunan dermaga baru, nilai properti di kawasan ini diproyeksikan meningkat lebih cepat dalam 2–3 tahun ke depan.

Peluang Premium: Unit Eks-Resor di Batu Layar
Di tengah lanskap investasi yang berkembang pesat, tersedia satu peluang eksklusif yang patut dipertimbangkan:
Lombok (Ex Resort) – Batu Layar, Senggigi
- Luas Tanah: 28 are
- Luas Bangunan: 800 m² (bagian depan)
- Sertifikat: Hak Milik
- Harga: Rp 500 juta/are (nego langsung dengan pemilik)
- Kelebihan: Lokasi strategis di jantung kawasan wisata, dekat pantai, dan akses utama ke Senggigi.
Dengan luas tanah yang besar dan posisi yang sangat strategis, unit ini ideal untuk dikembangkan menjadi:
- Vila eksklusif dengan konsep luxury beachfront.
- Boutique resort yang menyasar pasar domestik premium dan wisatawan asing.
- Investasi jangka panjang berbasis land banking di tengah kenaikan harga properti Senggigi.
Jika dihitung, total lahan 28 are dengan harga Rp 500 juta/are setara Rp 14 miliar — sebuah nilai yang sangat kompetitif mengingat harga tanah premium di kawasan ini dapat mencapai Rp 180 juta/are hingga Rp 70 juta/m² untuk beachfront. Artinya, investor berpeluang mendapatkan aset undervalued dengan upside signifikan.
Strategi Investasi: Senggigi vs Mandalika
Mandalika, sebagai KEK, menawarkan pertumbuhan eksplosif berkat MotoGP dan mega-event. Namun volatilitasnya lebih tinggi. Senggigi justru menawarkan stabilitas dengan pasar domestik yang konsisten, ROI tinggi, dan posisi undervalued dibanding Bali.
Strategi cerdas bagi investor adalah diversifikasi: memegang aset di Mandalika untuk pertumbuhan agresif, dan mengamankan cash flow jangka panjang di Senggigi. Properti eks-resor di Batu Layar ini menempati posisi ideal untuk strategi tersebut.
Kesimpulan: Momentum Tepat untuk Masuk Senggigi
Dengan dukungan pemerintah, lonjakan wisatawan, proyek infrastruktur strategis, serta pasar properti yang sedang naik daun, Senggigi berada pada fase emas untuk investasi. Unit eks-resor di Batu Layar menawarkan kombinasi lokasi strategis, harga kompetitif, dan potensi ROI tinggi.
👉 Jangan menunggu hingga harga properti di Senggigi melonjak lebih tinggi. Inilah saat yang tepat untuk mengamankan lahan premium di Batu Layar. Untuk informasi lebih lanjut, negosiasi langsung dengan pemilik, dan kesempatan melakukan survei lokasi, silakan hubungi kami segera.
No wa : 0838-7606-9743
email: propersobat@gmail.com