proestate.id – Sejak diluncurkan pada 2019, Pi Network telah menjadi salah satu proyek cryptocurrency paling kontroversial sekaligus menjanjikan. Dengan klaim “penambangan melalui ponsel” dan visi membangun ekosistem kripto yang inklusif, proyek ini berhasil menarik lebih dari 50 juta pengguna global.
Namun, memasuki April 2025, Pi Network berada di persimpangan jalan: di satu sisi, harga Pi Coin (PI) mencapai Rp10.196,75 IDR dengan kapitalisasi pasar $11,99 miliar, menempatkannya di peringkat 12 cryptocurrency terbesar dunia. Di sisi lain, isu verifikasi KYC yang rumit dan batas waktu migrasi ke Mainnet memicu ketegangan di komunitas.
Data Pasar dan Harga Pi Network Terkini
1Harga dan Kapitalisasi Pasar
Per 7 April 2025, harga Pi Network (PI) berada di level Rp10.196,75 IDR atau sekitar $0,62 (dengan kurs $1 = Rp16.410).
Angka ini mencerminkan kenaikan 13,3% dibandingkan posisi awal Maret 2025, di mana harga sempat menyentuh $1,68 (Rp27.570) pada 13 Maret.
Namun, volatilitas tetap tinggi: dalam 24 jam yang sama, harga Pi berfluktuasi antara $1,47 (Rp24.098) hingga $1,79 (Rp29.337).
Kapitalisasi pasar Pi Network per pertengahan Maret 2025 mencapai $11,99 miliar, melampaui proyek mapan seperti Litecoin ($9,8 miliar) dan menduduki peringkat ke-12 secara global.
Volume perdagangan hariannya pun impresif: Rp4.684 triliun IDR ($285 juta) pada 7 April, menunjukkan likuiditas yang sehat.
Analisis Teknikal: Pola Falling Wedge dan Sinyal Bullish
Menurut data dari Pintu.co.id, grafik 4 jam Pi Coin menunjukkan pembentukan pola falling wedge pola teknikal yang biasanya menandai tren bullish setelah periode konsolidasi. Pola ini terbentuk saat harga membuat serangkaian lower high dan lower low, namun dengan kisaran perdagangan yang semakin menyempit.
Namun, indikator Chaikin Money Flow (CMF) yang berada di -0,09 mengindikasikan tekanan jual masih dominan. Jika harga gagal mempertahankan level support di Rp9.500 IDR, potensi koreksi hingga Rp8.200 IDR (level Fibonacci 0,618) mungkin terjadi.
Isu Krusial PI Network KYC dan Migrasi Mainnet
Batas Waktu 14 Maret 2025: “Kiamat Kecil” bagi Pengguna
Isu paling panas yang dihadapi Pi Network saat ini adalah tenggat waktu verifikasi Know Your Customer (KYC) dan migrasi ke Mainnet.
Pada Februari 2025, tim inti Pi Network mengumumkan bahwa pengguna yang gagal menyelesaikan KYC sebelum 14 Maret 2025 pukul 15.00 WIB akan kehilangan sebagian besar saldo Pi mereka.
Meski batas waktu ini sudah diperpanjang dua kali, banyak pengguna—khususnya di Indonesia masih melaporkan kendala teknis.
Menurut laporan BeInCrypto, beberapa kasus ekstrem bahkan melibatkan anggota tim yang telah meninggal dunia, membuat saldo Pi terkunci tanpa bisa diakses.
Keluhan Komunitas PI Network : Antara Kekecewaan dan Harapan
Media sosial menjadi saksi gelombang protes pengguna. Rod Thompson, seorang Pioneer asal Filipina, mengklaim kehilangan akses ke 10.000 PI Coin (senilai Rp101 juta) karena tiga anggota timnya gagal KYC.
“Ini penipuan terbesar dalam sejarah kripto! Mereka mengambil keuntungan dari iklan di aplikasi, lalu menghapus koin kami,” tulisnya di X (Twitter).
Pengguna lain seperti Ahmady Ala dari Indonesia mengeluhkan proses KYC yang “berbelit-belit”, meski telah menambang Pi sejak 2020. Di forum Reddit, ribuan pengguna melaporkan masalah seperti:
- Dokumen KYC ditolak tanpa alasan jelas.
- Verifikasi wajah (face scan) gagal berulang kali.
- Tidak adanya respons dari tim dukungan.
Strategi Pi Network: Antara Keamanan dan Aksesibilitas
Tim inti Pi Network membela kebijakan KYC ketat ini sebagai langkah untuk mematuhi regulasi anti-pencucian uang (AML) dan membangun ekosistem yang berkelanjutan. Dalam webinar resmi 25 Maret 2025, CTO Pi Network, Nicolas Kokkalis, menegaskan:
“KYC bukanlah penghalang, tapi fondasi untuk membangun kepercayaan. Kami sedang mengembangkan solusi AI untuk mempercepat verifikasi, khususnya di negara dengan infrastruktur terbatas.”
Hingga April 2025, 19 juta pengguna telah lolos KYC, dengan 10,14 juta di antaranya berhasil memigrasi ke Mainnet. Angka ini melampaui target awal 10 juta migrasi, tapi masih jauh dari total pengguna aktif yang diperkirakan mencapai 50 juta.
Ekosistem Pi Network: Dari Penambangan ke Transaksi Nyata
Teknologi Ramah Lingkungan: Penambangan Tanpa Listrik Besar
Pi Network menggunakan Stellar Consensus Protocol (SCP) dan Federated Byzantine Agreement (FBA) protokol konsensus yang memungkinkan validasi transaksi tanpa kebutuhan daya komputasi tinggi.
Berbeda dengan Bitcoin yang mengonsumsi listrik setara negara kecil, Pi bisa ditambang via ponsel biasa dengan konsumsi baterai minimal.
Menurut riset Coinvestasi, sistem ini mengurangi emisi karbon hingga 99,95% dibandingkan Bitcoin. Namun, kritikus seperti pakar blockchain Ahmad Zaki menilai SCP “kurang terdesentralisasi” karena bergantung pada node terpercaya (validators).
Pi Browser dan Aplikasi Terintegrasi
Pi Network telah meluncurkan Pi Browser, portal yang memungkinkan pengguna mengakses layanan seperti:
- Pi Wallet: Dompet digital dengan fitur swap ke stablecoin.
- Pi Marketplace: Platform e-commerce yang menerima Pi sebagai pembayaran.
- Pi Apps: 50+ aplikasi komunitas, mulai dari game hingga layanan DeFi.
Pada PiFest 2024, acara tahunan Pi Network, tercatat 27.000 penjual aktif dan 28.000 pedagang uji coba di 160 negara. Di Indonesia, mitra seperti TokoPedia dan Warung Pintar mulai menerima Pi untuk transaksi kecil.
Model Ekonomi: Eksponensial Negatif dan Insentif Komunitas
Pasokan Pi dirancang dengan model eksponensial negatif:
- Tingkat penambangan turun seiring pertumbuhan pengguna.
- Hadiah (rewards) diberikan berdasarkan partisipasi (mengundang anggota, memvalidasi transaksi).
Saat ini, total pasokan Pi diperkirakan 80 miliar koin, dengan 35% dialokasikan untuk penambang, 30% untuk tim inti, dan 35% untuk ekosistem. Namun, hanya 28% dari total pasokan yang sudah beredar di Mainnet.
Pi Network Masa Depan
Regulasi dan Legalitas
Status Pi Network masih abu-abu di banyak negara. Di Indonesia, meski Bappebti belum mengakui Pi sebagai aset kripto legal, komunitas terus mendorong listing di bursa lokal seperti Indodax. Sementara itu, Uni Eropa sedang menyelidiki Pi atas potensi pelanggaran GDPR terkait data KYC.
Kompetisi dengan Proyek Lain
Pi Network harus bersaing dengan proyek serupa seperti Bee Network dan ICE Coin, serta stablecoin seperti USDT yang lebih likuid. Keunggulan Pi terletak pada basis komunitas yang masif—3,7 juta pengikut di Twitter—dan jaringan pedagang yang terus berkembang.
Prediksi Harga 2025-2030
Analis Pintu.co.id memproyeksikan harga Pi bisa mencapai Rp15.000 IDR jika Mainnet sepenuhnya terbuka dan terdaftar di bursa besar seperti Binance. Namun, skenario terburuk (gagal KYC massal dan penurunan minat) berpotensi menekan harga ke Rp5.000 IDR.
Apakah Pi Network Akan Bertahan?
Pi Network membuktikan bahwa cryptocurrency bisa diakses oleh masyarakat biasa, bukan hanya tech-savvy. Dengan 27.000 penjual aktif dan kapitalisasi $11,99 miliar, proyek ini telah melampaui fase hype menuju utilitas nyata. Namun, masalah KYC dan sentralisasi keputusan tim inti tetap menjadi batu sandungan.
Kunci kesuksesan Pi Network ke depan ada pada:
- Penyederhanaan proses KYC.
- Ekspansi kemitraan pedagang global.
- Transparansi kebijakan moneternya.
Jika tiga hal ini terpenuhi, Pi berpotensi menjadi “Bitcoin versi mobile” yang mengubah cara kita bertransaksi. Jika tidak, ia mungkin hanya akan menjadi catatan kaki dalam sejarah kripto.